Padangsidimpuan_Kelangkaan gas LPG subsidi 3 kilogram kembali menghantui masyarakat kecil di kota padangsidimpuan. Ironisnya, lemahnya pengawasan dari aparat berwenang justru menjadi celah subur bagi penimbunan dan penyimpangan distribusi yang merugikan rakyat kecil dan pelaku UMKM.
Sejumlah laporan masyarakat menunjukkan antrean panjang, kelangkaan stok di pangkalan resmi, hingga harga gas melon yang meroket melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Situasi ini mempertegas dugaan adanya permainan oknum agen dan pengecer nakal yang memanfaatkan lemahnya pengawasan di lapangan.
“Kami sudah capek antre berjam-jam, kadang sampai kehabisan. Kalau pun ada, harganya sudah tidak sesuai aturan,” keluh beberapa ibu rumah tangga di kota padangsidimpuan.
Kelangkaan ini akan berdampak langsung terhadap masyarakat, terutama kelompok ekonomi lemah dan pelaku UMKM yang sangat bergantung pada LPG subsidi.
Sejumlah masyarakat mendesak pemerintah dan aparat berwenang untuk:
Melakukan razia dan operasi pasar rutin untuk menekan penimbunan,
Menindak tegas agen atau pengecer yang memainkan harga atau menyimpan stok tidak sesuai aturan,
Menambah jumlah pangkalan resmi agar distribusi lebih merata,
Mempercepat digitalisasi data penerima subsidi agar penyaluran tepat sasaran,
Memberikan edukasi dan sosialisasi luas terkait harga resmi serta mekanisme penyaluran.
Jika langkah tegas tak segera diambil, dikhawatirkan kelangkaan ini akan memicu keresahan sosial dikalangan masyarakat.(L_vnz)