Sahabat Nabi dikenal sebagai orang-orang mulia. Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan ajaran yang dibawa Rasulullah. Mereka tidak pernah membantah apa pun perintah Nabi, karena mereka tahu bahwa perintah Nabi adalah perintah Allah pula.
Abdurrahman Bin ‘Auf, salah satu sahabat Nabi yang dikenal paling kaya. Tidak ada sahabat terkaya dibanding dirinya. Di samping kaya, ia juga dinobatkan oleh Rasulullah sebagai salah satu sahabat yang dipastikan masuk surga.
Namun, meskipun ia dikenal sebagai sahabat terkaya, ia tidak pernah berfoya-foya karena hartanya. Bahkan, selalu menangis dengan harta yang dimilikinya. Ia takut jika harta yang dimiliki membuatnya berkurang dalam beribadah kepada Allah.
Pada zaman Rasulullah SAW, Abdurrahman bin Auf menyedekahkan separuh hartanya. Kemudian ia menyedekahkan lagi sebanyak 40.000 dinar. Namun, kekayaan yang dimiliki Abdurrahman bin Auf justru menjadi suatu kekhawatiran baginya. Bahkan, sahabat nabi ini sempat berusaha untuk menjadi orang miskin. Hal tersebut setelah ia mendengar perkataan Rasulullah SAW. Mengutip Rumah zakat.org, Rasulullah SAW berkata, Abdurrahman bin Auf akan masuk surga paling akhir karena terlalu kaya. Ia akan dihisab paling lama. Sahabat nabi ini tidak ingin dihisab paling lama. Ia mencoba untuk menjadi miskin supaya masuk surga lebih awal.
Suatu ketika setelah perang Tabuk, kurma yang ditinggalkan sahabat di Madinah menjadi busuk. Hal tersebut menyebabkan nilai jual kurma menurun. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Abdurrahman bin Auf. Ia membeli kurma busuk dengan harga yang normal. Tentu saja semua sahabat bersyukur karena yang awalnya berpikiran tidak laku, kini ludes dibeli oleh Abdurrahman bin Auf. Akan tetapi, usaha Abdurrahman bin Auf menjadi miskin gagal. Suatu ketika datang utusan dari Yaman yang sedang mencari kurma busuk. Utusan tersebut bercerita jika di negerinya sedang terserang wabah penyakit menular.
Konon yang menjadi obat penyakit menular itu adalah kurma busuk. Abdurrahman bin Auf mau tak mau menjual kurma busuk itu. Oleh utusan Raja Yaman, kurma busuk itu dibeli dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.
Apa yang dilakukan Abdurrahman bin ‘Auf membuat Umar bin Khattab berkata, “Sungguh aku melihat ‘Abdurrahman bin ‘Auf telah berdosa. Ia telah menyumbangkan seluruh hartanya tanpa menyisakannya untuk keluarga.”
Mendengar itu akhirnya Rasulullah bertanya kepada Abdurrahman Bin ‘Auf. “Apakah engkau meninggalkan sesuatu untuk keluargamu, wahai Abdurrahman?”
Dengan yakin Abdurrahman menjawab, “Ya, aku bahkan meninggalkan untuk mereka sesuatu yang lebih banyak.” jawabnya. “Berapakah jumlahnya?” tanya kembali Rasulullah.
“Sebanyak janji Allah dan Rasul-Nya, yakni berupa balasan kebaikan, pahala dan ganjaran,” jawab Abdurrahman dengan ikhlasnya.
Abdurrahman Bin ‘Auf dikenal sebagai orang yang dermawan kepada siapa pun. Hartanya tidak membuat dirinya jumawa. Justru, ia selalu berlinang air mata karena takut tidak akan masuk surga disebabkan kekayaan yang dimilikinya.
Dari kisah sahabat nabi tersebut terdapat hikmah yang dapat kita ambil dan bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari seperti ketika memiliki harta yang berlimpah janganlah sombong. Sesungguhnya harta hanyalah titipan dari Allah. Dan janganlah di butakan dengan harta yang berlimpah dan selalu merasa tidak cukup.
Dalam harta yang berlimpah ada hak orang lain yang harus di bantu bahkan diberikan kepada yang tidak punya. Harta tidak bisa dibawa mati kecuali dengan sedekah yang akan mengalir terus pahalanya.
Editing TARGET86NEWS